Nama : Rizky Abu Rizal
NPM : 16110157
Kelas : 2KA25
Pengertian
Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari
aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk dan/atau jasa kepada pelanggan.
Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh
seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu negara dari penyerahan
faktor-faktor produksi dalam satu periode,biasanya selama satu tahun. Tanpa ada pendapatan mustahil akan didapat penghasilan
atau earnings.
Konsep - konsep pendapatan Nasional
1.
Pendapatan
Domestik bruto (GDP) adalah total nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan
oleh suatu perekonomian dalam periode tertentu, yang dihitung berdasarkan nilai
pasar
2.
Pendapatan
NAsional bruto (PNB) adalah produk domestik bruto ditambah pendapatan netto
terhadap luar negeri
3.
Produk
NAsional Netto (NNP) adalah pendapatan yang diperoleh dari PNB dikurangi
penyusutan dan barang pengganti modal
4.
Pendapatan
Nasional Netto (NNI) adalah pendapatan yang diperoleh dari Produk NAsional
Netto dikurangi pajak tidak langsung dan ditambah subsidi
5.
Pendapatan
Perorangan (PI) adalah jumlah seluruh pendapatan yang benar - benar sampai
ketangan masyarakat.Tidak semua pendapatan sampai ketangan masyarakat,karena
masih dikurangi laba,iuran asuransi,iuran jaminan sosial,pajak perseroan,dan
ditambah pembayaran pindahan
6.
Pendapatan
Disposabel/Setelah Pajak adalah pendapatan perorangan setelah dikurangi pajak
penghasilan
7.
Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah total dari nilai tambah bruto yang
berhasil diciptakan oleh seluruh kegiatan ekonomi yang berada pada satu wilayah
selama periode tertentu.
Metode Perhitungan Pendapatan Nasional
Ada tiga pendekatan dalam menghitung pendapatan nasional, yaitu
sebagai berikut ;
1.
Pendekatan
pendapatan. Dalam pendekatan ini,pendapatan nasional diperoleh dari penjumlahan
kompensasi untuk pekerja,keuntungan perusahaan,pendapatan usaha
perorangan,pendapatan sewa,dan bunga netto
2.
Pendekatan
produksi.Dalam pendekatan ini,pendapatan nasional diperoleh dari penjumlahan
nilai tambah seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor di
dalam perekonomian
3.
Pendekatan
pengeluaran.Dalam pendekatan pengeluaran,pendapatan nasional diperoleh dari
penjumlahan nilai pasar dari seluruh permintaan akhir (final demand) atas
output yang dihasilakan di dalam perekonomian yang pada harga yang
berlaku.Komponen pendapatan nasional dengan pendekatan metode pengeluaran adalah
sebagai berikut,pengeluaran konsumen rumah tangga (C),pengeluaran investasi
(I),tabungan (S),pengeluaran pemerintah untuk barang dan jasa (G), serta ekspor
netto (X - M)
Masalah dan Keterbatasan Perhitungan PDB
a.
Perhitungan
PDB dan Analisa Kemakmuran
Perhitungan PDB akan memberikan gambaran ringkas tentang tingkat
kemakmuran suatu negara, dengan cara membaginya dengan jumlah penduduk (disebut
PDB per kapita). Menurut PBB, sebuah negara dikatakan miskin bila PDB per
kapitanya lebih kecil daripada US$ 450,00. Berdasarkan standar ini, maka
sebagian besar negara-negara di dunia adalah negara miskin. Suatu negara
dikatakan makmur/kaya bila PDB perkapita lebih besar daripada US$ 800.
Kelemahan dari pendekatan di atas adalah tidak memperhatikan aspek
distribusi pendapatan. Akibatnya angka PDB per kapita kurang memberikan
gambaran rinci tentang kondisi kemakmuran suatu negara. Misalnya, walaupun
Amerika Serikat yang PDB perkapitanya US$ 29.080 (tahun 1997), namun negara itu
masih terus bergelut dengan masalah kemiskinan dan pengangguran, terutama di
kalangan warga kulit hitam ataupun pendatang (kulit berwarna). Bahkan secara
absolut tampaknya jumlah penduduk miskin di Amerika serikat akan bertambah.
Faktor utama pemicu gejala di atas adalah masalah distribusi
pendapatan.
Walaupun distribusi pendapatan di USA relatif baik, tetapi belum
sempurna untuk membuat seluruh penduduknya menjadi makmur. Bahkan untuk faktor
produksi non tenaga kerja, terutama uang dan modal, distribusi penguasaannya
sangat buruk. Pada tahun 1996, sekitar 46% aset finansial dikuasai hanya oleh sekitar 1% penduduk.
b.
Perhitungan
PDB dan Masalah Kesejahteraan Sosial
Umumnya ukuran tingkat kesejahteraan yang dipakai adalah tingkat
pendidikan, kesehatan dan gizi, kebebasan memilih pekerjaan dan jaminan masa
depan yang lebih baik. Ada hubungan yang positif antara tingkat PDB per kapita
dengan tingkat kesejahteraan sosial. Makin tinggi PDB per kapita, tingkat
kesejahteraan sosial makin membaik. Hubungan ini dapat dijelaskan dengan
menggunakan logika sederhana. Jika PDB per kapita mkin tinggi, maka daya beli
masyarakat, kesempatan kerja serta masa depan perekonomian makin membaik.
Sehingga gizi, kesehatan, pendidikan, kebebabasan memilih pekerjaan dan jaminan
masa depan, kondisinya makin meningkat. Tapi dengan catatan, peningkatan PDB
per kapita disertai perbaikan distribusi pendapatan.
Masalah mendasar dalam
perhitungan PDB adalah tidak
diperhatikannya dimensi nonmaterial. Sebab PDB hanya menghitung output yang
dianggap memenuhi kebutuhan fisik/ materi yang dapat diukur dengan nilai uang.
Sedangkan output yang tidak terukur dengan uang, misalnya ketenangan batin yang
diperoleh dengan menyandarkan hidup pada norma-norma agama/spiritual tidak
dihitung. Sebab, dalam kenyataannya kebahagiaan tidak hanya ditentukan oleh
tingkat kemakmuran, tetapi juga ketenangan batin.
Jadi kita tidak bisa serta
merta mengatakan bahwa kesejahteraan sosial di negara-negara kaya(Amerika Serikat
dan Jepang) adalah jauh lebih baik dibanding di negara-negara miskin (misal
Bhutan dan Nepal). Karena, tingkat kejahatan dan tingkat bunuh diri di
negara-negara kaya tersebut lebih tinggi di banding negara-negara miskin.
c.
PDB
Per Kapita dan Masalah Produktivitas
Untuk memperoleh perbandingan produktivitas antar negara, ada
beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
·
Jumlah
dan komposisi penduduk : Bila jumlah penduduk makin besar, komposisi-nya
sebagian besar adalah penduduk usia kerja (15-64 tahun) dan berpendidikan
tinggi (> SLA), maka tingkat output dan produktivitasnya dapat makin baik.
·
Jumlah
dan struktur kesempatan kerja : Jumlah kesempatan kerja yang makin besar
memperbanyak penduduk usia kerja yang dapat terlibat dalam proses produksi.
Tetapi komposisi kerja pun mempengaruhi tingkat produktivitas. Sekalipun
kesempatan kerja sangat besar, tetapi semuanya adalah kesempatan kerja sektor
pertanian, produktivitas pekerja juga tidak tinggi. Sebab sektor pertanian
umumnya memiliki nilai tambah yang rendah. Jika kesempatan kerja yang dominan
berasal dari sektor kegiatan ekonomi modern (industri dan jasa), maka output
per pekerja akan relatif tinggi, karena nilai tambah kedua sektor tersebut amat
tinggi.
·
Faktor-faktor
nonekonomi : Yang tercakup dalam faktor-faktor nonekonomi antara lain etika
kerja, tata nilai, faktor kebudayaan dan sejarah perkembangan. Jepang pantas
menjadi negara yang produktif sebab selain jumlah penduduk yang banyak,
berpendidikan tinggi dan umumnya bekerja di sektor modern, mereka juga memiliki
etika kerja yang baik, menjujung tinggi kejujuran dan penghargaan tergadap
senior. Dan Jepang juga merupakan negara yang selama kurang lebih 3.000 tahun
terus menerus membangun dirinya menjadi bangsa modern, walaupun pembangunan
ekonomi modernnya baru dimulai dua abad yang lalu.
d.
Penghitungan
PDB dan Kegiatan-kegiatan Ekonomi Tak Tercatat (Underground Economi)
Angka statistik PDB Indonesia yang dilaporkan oleh Badan Pusat
Statistik hanya mencatat kegiatan-kegiatan ekonomi formal. Karena itu,
statistik PDB belum mencerminkan seluruh aktivitas perekonomian suatu negara.
Misalnya, upah pembantu rumah tangga di Indonesia tidak tercatat. Begitu juga
dengan kegiatan petani buah yang langsung menjual produknya ke pasar.
Di negara-negara berkembang, keterbatasan kemampuan pencatatan
lebih disebabkan oleh kelemahan administratif dan struktur kegiatan ekonomi
masih didominasi oleh kegiatan pertanian dan informal. Tetapi di negara-negara
maju, kebanyakan kegiatan ekonomi yang tak tercatat disebabkan oleh karena
kegiatan tersebut merupakan kegiatan ilegal atau melawan hukum. Padahal, nilai
transaksinya sangat besar. Misalnya, kegiatan penjualan obat bius dan obat-obat
terlarang lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar
Jangan Lupa Comment, Kritik & Saran untuk membangun